Mencela Ulama, Menghasut Orang, Melawan Pemerintah, Merusak Diri Sendiri
by: zaharuddin
Mencela Ulama
Allah akan mengangkat berkah nya ilmu pengetahuan.
dan sayangi orang lain
sebagaimana menyayangi diri sendiri
Duniaketik.com - kejadian kejadian yang sering muncul belakangan ini sering membuat kaget dan menarik perhatian warga, ada yang mengomentari apa adanya, ada juga hanya bertanya tanya, ada juga mengkritik dan ada juga hendak menjatuhkan satu sama lain. Korupsi masih ramai di berita, kritikan pada pemerintah tak ada habisnya, saling menghasut, demonstrasi anarkis, pembunuhan, pencurian, pencucian uang, Lika liku ibadah jamaah haji, dan banyak lagi.
Dalam duniaketik.com kali akan menggaris bawahi beberapa hal penting, jika ini berarti positif maka itu lebih baik, tapi jika tidak maka sebaiknya di abaikan saja, kurang lebih seperti inilah yang seharusnya di dunia medsos jaringan internet yakni jika tidak baik untuk diri sendiri maka abaikan saja karena terlalu banyak unek unek yang perlu di lirik atau tidak di save di dunia online.
MENGEJEK ORANG LAIN, MENCELA KELOMPOK - Saling Menghasut
Menyaksikan banyaknya kejadian yang terjadi hanya berawal dari kata kata yang mengejek orang lain, menghasut orang lain, menganggap remeh kemampuan orang lain, mencela dan menghina seseorang dan bahkan sebuah kaum atau kelompok masyarakat, organisasi, dan lain sebagainya.
Kadang orang paham bahwa sikaf seperti mengejek, menghina dan mencela, memfitnah individu atau kelompok itu adalah sifat yang jelek. namun, tak banyak yang mampu menghindari bahwasannya betapa berbahayanya sifat seperti ini bila dilakukan, padahal dia paham bahwa itu perbuatan jelek.
Menghasut orang lain yang awalnya tidak ingin berbuat jelek akhirnya menjerumuskan orang lain ke perbuatan buruk juga. Berdasarkan kejadian baru baru ini, aksi demonstrasi terjadi karena adanya pihak yang menghasut untuk berbuat kerusuhan dan anarkis.
Coba buka berita media massa, seberapa parah buruknya hasil demontrasi baru baru ini ? Konon , disebabkan karena ada hasutan dari sebuah pihak atau mungkin beberapa pihak. Bahkan kelompok remaja yang masih status pelajar pun ikut berdemo. Mengutip arahan pemerintah bahwa berdemolah yang baik tapi jangan anarkis.
Ada banyak kerugian, baik kerugian finansial begitu juga kerugian jiwa dan akhlak, karena dikabarkan adanya korban jiwa atas aksi demonstrasi ini. Yaitu aksi buruh pekerja atas penolakan tunjangan pejabat dan pegawai, kurang lebih temanya seperti itu.
Perlu diingatkan bahwa dalam ajaran Islam, yang termaktub dalam Alquran bahwa :
Laa yaskhar kaumun min kaumin asaa...ila akhiril ayat.. cek gambar berikut ;
Terjemahnya :
Janganlah kalian manusia saling mencela, menghasut mengejek satu sama lain. Karena bisa jadi orang yang di ejek itu lebih dariada orang yang mengejek.
Alquran tidak hanya berpesan pelarangan begitu saja, ada efek yang berbahaya, dampak yang besar kerugiannya bila larangan itu dilakukan, meski interpretasi pemaknaan tidak bisa disebut satu persatu tapi cukup fakta nyata dilapangan yang menjadi bukti kebenaran nasehat nasehat Alquran.
MENCELA DAN MENGHINA ULAMA dan TAAT PEMERINTAH
Seorang ulama atau seseorang yang sudah mencapai level ulama itu bukanlah orang yang biasa biasa saja. Sungguh Luar biasa bagi sesorang dengan kapasitas dirinya mencapai level ulama. Pengakuan yang diraihnya dari banyak orang, kelompok masyarakat, kapasitas keilmuannya tidak diragukan lagi, orang adil dan jujur, maka ulama seperti ini Garansinya ada dalam hadis nabi Saw.
Ulama itu ada dalam lindungan Allah, olehnya siapa yang berani memusuhi, menentang, maka ia berperang dan memusuhi Allah.
Dalam hadis lain yang maknanya :
"Al ulamau WARASATUL anbiya"
Para ulama itu pewaris bagi Rasul dan nabi Allah, dimana mereka mewariskan ilmu dan akhlak dari para kekasih Allah. Dengan demikian, jangan coba coba memusuhi ulama, selama para ulama benar dijalan Allah, karena bila buka berada di jalan Allah maka dikhawatirkan bukan ulama yang sebenarnya, karena secara fisik terlihat tampak seperti ulama namun ilmu dan akhlak bukanlah kapasitasnya sebagai ulama. Ilmu dan akhlak ulama selalu dalam jalan yang baik meski tidak selamanya dijalan yang benar, mungkin sesekali salah karena mungkin kekeliruan, atau kurang fokus, seperti lupa juga misalnya maka tidak layak bagi seseorang untuk mencela ulama
Bagaimana dengan kondisi saat ini, kadang seseorang lupa dengan kebaikan seseorang hanya dengan 1 kesalahan saja mereka tak segan segan menjatuhkan, mengkritik, menghina dan merusak citra seseorang. Meski dia adalah seorang ulama yang selalu menebar kebaikan, orang terpandang dan terpercaya selalu berbuat baik, akan tetapi kesalahan kecil yang menjadi bahan untuk di jatuhkan, di kritik habis habis, di hina, di caci, padahal mungkin ulama tidak sengaja, mungkin hilap atau lupa karena basic manusia selalu ada kehilafan.
Baru baru ini, pernyataan multitafsir dari seorang menteri agama RI, Prof.Dr. Nazaruddin Umar, seorang yang sudah di akui kapasitasnya mencapai level ulama, bahkan beliau adalah imam mesjid istiqlal Jakarta, salah satu mesjid rujukan dan panutan di Indonesia.
Pernyataan beliau kurang lebih ringkasnya seperti ini "kalau mau cari uang jangan jadi guru tapi pedagang".
Karena ucapan beliau memiliki makna yang variatif, multitafsir, akhirnya kalangan yang tidak sependapat dengan beliau datang dengan pertanyaan dan bahkan kritikan kepada beliau, meskipun menteri Agama tidak bermaksud negatif atas kata kata tersebut.
Bisa jadi itu adalah motivasi bagi para guru untuk terus mendidik tanpa tanda jasa meskipun kenyataannya dalam UU negara bahwa profesi guru itu harus dibayar layak dan wajib di sejahterakan. Di sisi lain, kritikan yang masuk karena bermakna merendahkan pekerjaan profesi sebagai guru karena membandingkan dengan pedagang.
Memang sih dalam beberapa hadis nabi memiliki makna bahwa pintu rezeki yang paling kuat itu ada pada berdagang.
Konon, 9 dari 10 pintu rezeki itu adalah berdagang, bisa dipahami bahwa pintu rezeki lebih banyak datang dengan cara berdagang. Mungkin dengan situasi dan kondisi nabi saat itu yang paling bnyak sejahtera dari kadar kemampuan ekonomi adalah para pedagang, baik pedagang lokal maupun para pendatang yang mayoritasnya adalah pedagang.
Bila dibandingkan saat ini, pedagang banyak juga yang gulung tikar dan justru para guru makin sejahtera dengan banyak tunjangan dari pemerintah. Yang pastinya, pemerintah ingin rakyatnya sejahtera, baik pedagang maupun guru.
Dengan kapasitas prof nazar sebagai ulama dan pemerintah dalam hal ini menteri agama 2025, diyakini bahwa tujuan beliau pasti baik untuk mensejahterakan rakyat indonesia. Buktinya menaikkan tunjangan guru sebagaimana di media yang beredar.
SAYANGI DIRI SENDIRI
Jika menggunakan kata kata sayang, biasanya yang paling agresif adalah para remaja, apalagi yang masih dalam zona puberitasnya, pikirannya selalu melayang layang bila mendengar kata sayang ini.
Bila kata sayang ini digunakan bagi kaum remaja, ujung ujung akan ke rana mencari pasangan, kalangan dewasa saja yang sedang mencari jodoh, baik laki laki ataupun perempuan, kata sayang ini sangat menarik bagi mereka untuk di bahas panjang lebar. Meski ada yang cuek dan mengaggapnya biasa biasa saja, tapi sekecil apapun keinginannya saat ini dalam hal pasangan, pasti juga dia akan cari dan gali rasa kasih sayang ini.
Jika di crosscheck ke kamus bahasa Indonesia, kata sayang itu sendiri memiliki makna yakni rasa suka yang mendalam pada seseorang. Potensi untuk Merawat dan menjaga lebih tinggi, kepedulian yang tiada henti, rasa suka yang tak terputus, sifat ketulusan untuk berbagi meski tanpa ada balasan, serta kesenangan yang berlipat ganda bisa saja terjadi kapan pun.
Coba saja rasa kasih Sayang itu di praktekkan pada diri sendiri. Kedengarannya pasti bagus, maka coba saja dipraktekkan.
Sering dengar pepatah "sayangilah orang lain seperti engkau menyayangi diri sendiri".
Comments
Post a Comment